Tips Budidaya Jahe Gajah di Lahan Sempit Agar Hasil Melimpah
Budidaya Jahe Gajah - Jahe atau Zingiber officinale adalah salah satu komoditi yang cukup terkenal di Indonesia, bukan hanya sebagai bumbu masak tetapi banyak juga dipakai sebagai bahan obat herbal. Jahe termasuk kedalam suku temu-temuan sama seperti, kunyit, lengkuas, temu lawak, dan lain-lain. Tanaman jahe hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis.
Pada dasarnya jahe digolongkan kedalam beberapa jenis, yaitu: jahe emprit, jahe merah, dan jahe gajah. Dari ketiga jenis tersebut, jahe gajah adalah jenis jahe yang memiliki ukuran paling akbar dan dianggap mempunyai kualitas paling baik.
Ciri-ciri Jahe Gajah:
- Jika dilihat dari bentuk fisiknya, jahe gajah atau ada juga yang menyebutnya jahe badak memiliki rimpang yang besar dan gemuk.
- Ruas dari rimpangnya jauh lebih gemuk jika dibandingkan dengan jahe merah atau jahe emprit.
- Biasanya memiliki warna kuning atau kuning muda pada rimpangnya.
- Memiliki serat yang lebih halus jika dibandingkan dengan jenis jahe lainnya.
- Memiliki aroma yang lebih tajam, namun memiliki rasa yang kurang pedas.
Saat ini budidaya jahe gajah relatif populer dikalangan petani lokal, lantaran modal yg dibutuhkan relative sedikit tetapi mempunyai persentase keuntungan yang berlipat ganda.
Jika Anda memahami tips budidaya jahe gajah pada lahan sempit menggunakan mengandalkan media tanam polybag atau karung bekas. Maka bukan tidak mungkin, Anda akan menerima laba berlipat ganda dengan modal terjangkau.
Sedikit bocoran mengenai keuntungan budidaya jahe gajah. Misal Anda membeli bibit jahe gajah menggunakan harga Rp. 10.000/kg, dan memanfaatkan karung bekas yang sudah tidak terpakai.
Satu kg jahe gajah dapat dijadikan sekitar 15-20 bibit tanaman . Setelah berusia 8 bulan selesainya penanaman, umumnya penen pertama dapat mencapai 25 kg/karung. Jika harga jahe gajah dipasaran berkisar 5 ribu hingga 6 ribu rupiah/kg, telah dipastikan Anda mendapat laba yang cukup besar .
Cara Budidaya Jahe Gajah:
1. Pembibitan Jahe Gajah
- Siapkan bibit jahe gajah.
- Siapkan air sebanyak 15 liter, kemudian larutkan 1 tutup botol PHEFOC (Pestisida Herbisida Fungisida Organik Cair), lalu tambahkan gula pasir sekitar 2 sendok makan, dan diamkan sekitar 15 menit agar larutan tercampur sempurna.
- Celupkan rimpang jahe kedalam tarutan PHEFOC, diamkan selama 15 menit lalu keringkan.
- Siapkan air sebanyak 15 liter, kemudian larutkan 5 tutup botol SOT BINAGRO, lalu tambahkan gula pasir sekitar 3 sendok makan, dan diamkan sekitar 15 menit agar larutan tercampur sempurna.
- Selanjutnya rendam kembali rimpang jahe dengan zat pengatur tumbuh SOT BINAGRO yang telah disiapkan selama kurang lebih 6 jam.
- Setelah 6 jam, angkat rimpang lalu keringkan.
- Bibit jahe gajah telah siap untuk disemai.
Keuntungan memakai SOT BINAGRO:
- Dapat memperkuat jaringan akar dan batang.
- Persentase hasil panen meningkat sampai 80%.
- Meningkatkan daya tahan terhadap serangan jamur dan penyakit.
- Meningkatkan jumlah tunas hingga 200%.
- Mampu mempercepat masa panen tanpa mengurangi kualitas tanaman.
- Mampu mengendalikan serangan hama penyakit.
2. Proses Penanaman Budidaya Jahe Gajah
- Siapkan media tanam serta polybag berukuran besar atau karung bekas.
- Tanam bibit jahe yang sebelumnya telah dipersiapkan.
- Setelah ditanam, siram secukupnya agar media tanam tetap lembab.
- Jangan langsung diletakan di tempat terbuka sebelum tanaman berusia sekitar 2 bulan.
- Setelah 2 bulan, pindahkan tanaman jahe ketempat terbuka agar mendapat asupan sinar matahari yang cukup.
Tiga. Perawatan Taman Jahe Gajah
- Lakukan penyiraman rutin setiap 2 hari sekali.
- Pemupukan rutin dilakukan setiap 2 bulan sekali.
4. Proses Panen
Proses panen jahe gajah umumnya dapat dilakukan sesudah usia tanam mencapai 8 bulan hingga 12 bulan. Proses panen jahe gajah dalam media polybag atau karung bekas sangat gampang dan tidak perlu penanganan spesifik.
Selain itu, hasil penennya jauh lebih melimpah jika dibandingkan menggunakan menanam jahe pada lahan biasa. Sebagai perbandingan, apabila menanam jahe di kebun, biasanya satu rumpun hanya menghasilkan 1-5 kg jahe siap panen. Sedangkan pada media polybag atau karung bekas, umumnya 1 rumpun sanggup mencapai 10-25 kg.
Keuntungan lain dari budidaya jahe gajah menggunakan karung bekas adalah waktu yang diperlukan untuk menanam jauh lebih singkat yaitu berkisar antara 8-10 bulan, jahe telah siap panen. Sedangkan untuk budidaya jahe dengan cara biasa di lahan kebun membutuhkan waktu tanam sekitar 12 bulan bahkan lebih.
Alasan Budidaya Jahe Gajah Sangat Menguntungkan
- Jahe dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 0 - 2100 mdpl, sehingga memiliki cakupan lahan budidaya jahe relative lebih luas.
- Permintaan pasar terhadap jahe cukup tinggi, baik untuk pasar lokal maupun kepentingan ekspor. Sehingga tidak akan kesulitan untuk menjualnya.
- Cara budidaya jahe gajah cukup mudah dan murah, serta tidak membutuhkan pemeliharaan khusus.
- Harga jual jahe cukup tinggi, terutama jahe dalam bentuk olahan.
- Persaingan masih sedikit namun permintaan pasar terus meningkat.
Nah, itulah tips budidaya jahe gajah dilahan sempit tetapi menggunakan hasil panen yg melimpah. Cara ini cukup efektif dan murah, karena hanya bermodal karung bekas atau polybag Anda sudah mampu menanam jahe gajah. Semoga berguna & selamat mencoba.
Post a Comment for "Tips Budidaya Jahe Gajah di Lahan Sempit Agar Hasil Melimpah"